Thursday, January 1, 2009

Bencana

Bencana
Sunyi memanjang,membentang menghadangmu,
Sejak pagi duka datang menyapa
Ia membawa serta seluruh yang kau punya,
Hanya kenangan serta air mata yang tersisa
Sendiri, kini harus kau jelang
Hari-hari yang masih memanjangn
Menghindari kenyataan, lalu
Mencari keikhlasan
Adalah pergumulan panjang yang
Harus kau lewati
Sepertinya tak tercerna olehmu
Dalam detik sekian ratus ribu
Nyawa pergi seketika
Tapi itulah kuasa,
Milik yang esa
Agar kita
Teringat padanya
Seperti itulah ku harap dirimu
Walau sunyi dan sendiri
Hidupmu kini
* * *

1 comment:

Pandeglang_Kita said...

Membaca puisimu kadang saya teringat puisinya Sapardi Djoko Damono. Tapi kadang saya membayangkan penyair perempuan seperti Rendra. Penyair yang senantiasa menorehkan tintanya untuk melihat realitas yang karut marut, realitas kekuasaan semena-mena. Ia selalu mencoba melawan penguasa yang dzolim dan menindas.. sukses